Senin, 01 Juli 2019

Sistem Reproduksi Pada Laki-laki

Sistem Reproduksi Laki-Laki

Laki-laki yang berusia sekitar 13-15 tahun mengalami pubertas karena dipicu oleh hormon testosteron dan androgen. Hormon tersebut menyebabkan munculnya ciri-ciri primer dan sekunder kematangan seksual pada pria seperti:
  1. mulai aktif memproduksi sel sperma;
  2. suara semakin membesar;
  3. tumbuh rambut-rambut di sekitar alat kelamin dan bagian lain, seperti kumis dan janggut;
  4. terbentuk jakun dan bahu yang melebar
Sistem reproduksi laki-laki menurut Merck Manuals dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu testis, dimana sperma diproduksi, dan penis. Penis dan uretra termasuk kedalam sistem kemih dan reproduksi pada laki-laki. Testis terdapat dalam kantong yang luarnya dilindungi oleh lapisan luar disebut skrotum, dimana skrotum suhunya lebih dingin daripada suhu tubuh karena untuk memfasilitasi produksi sperma.

Sumber: https://www.britannica.com/science/human-reproductive-system

Di dalam testis terdapat kumparan tempat sel sperma diproduksi yang disebut tubulus seminiferus. Jika direntangkan, panjang saluran tersebut dapat mencapai 20 meter. Diantara tubulus-tubulus, terdapat sel interstitial (sel Leydig) yang menyintesis hormon testosteron. Didalam dinding tubulus seminiferus terdapat bakal sel sperma yang disebut spermatogonia. Selain itu, terdapat juga sel yang berukuran lebih besar yang disebut sel sertoli. Sel ini bertugas memberikan pasokan nutrisi untuk pertumbuhan spermatogonia. Untuk menjadi sel sperma, spermatogonia yang diploid harus mengalami beberapa kali pembelahan sel hingga akhirnya menghasilkan 4 sel sperma yang haploid, proses ini disebut spermatogenesis.
Dalam perjalanan keluarnya sperma dari dalam tubuh pria, terdapat beberapa struktur saluran. Struktur dimulai dari epididimis yang merupakan gabungan dari beberapa tubulus seminiferus. Epididimis akan bemuara di sebuah saluran yang disebut vas deferens. Saluran vas deferens membawa sel sperma keluar dari skrotum ke rongga perut. Epididimis dan vas deferens ini merupakan salah satu kantung cadangan yang menyimpan sel sperma sementara waktu dan tempat pendewasan sel sperma sebelum dikeluarkan. Vas deferens akan berlanjut di saluran yang sama dengan saluran ekskresi, yaitu uretra di kandung kemih. Di pertemuan dua saluran tersebut, terdapat mekanisme yang mengatur pembuangan urine dan berfungsi juga dalam penyaluran sel sperma. Uretra berujung di penis. Proses keluarnya sel sperma dari penis disebut ejakulasi. Penis merupakan organ reproduksi eksternal yang berfungsi dalam senggama untuk mengantarkan sperma ke dalam tubuh wanita. Sperma keluar tidak hanya dalam bentuk sel sperma saja, tetapi diikuti cairan yang mengakomodasi pergerakan sel sperma di dalam saluran reproduksi pria ataupun saluran reproduksi wanita. Sel sperma dan cairan yang diejakulasikan ini disebut semen. Terdapat tiga buah kelenjar aksesoris yang berfungsi dalam pembentukan cairan dalam semen, yaitu sebagai berikut.
  • Vesikula seminalis, menghasilkan cairan sebagai sumber energi untuk sperma.
  • Kelenjar prostat, memberikan suasana basa pada cairan semen.
  • Kelenjar bulbo-uretralis, menyekresikan cairan seperti lendir yang berfungsi melicinkan (lubrikasi) dalam pergerakan sel sperma.
Bagi sperma, cairan semen yang dihasilkan mempunyai fungsi memberikan media dan energi bagi sperma untuk pergerakannya di saluran vagina. Semen juga akan menetralkan cairan asam vagina yang dapat membunuh bakteri. 


 Spermatogenesis

Sel sperma yang berfungsi dalam reproduksi, harus mengalami perkembangan dan pembelahan. Proses pembelahan tersebut terjadi secara mitosis dan meiosis.
Sebagai alat reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga setelah pembuahan, akan tetap dihasilkan individu yang diploid. Begitu juga halnya dengan pembentukan sel telur yang haploid. Pembelahan mitosis hanya terjadi pada spermatogonia untuk memperbanyak bakal sel sperma menjadi spermatosit primer. Mulai dari spermatosit, terjadi pembelahan meiosis yang pertama dan menghasilkan sel anak haploid yang disebut spermatosit sekunder. Selanjutnya, terjadi pembelahan meiosis yang kedua dan menghasilkan sel spermatid. Setelah mengalami pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma. Produksi sel sperma di tubuh pria dilakukan sepanjang hidupnya, siklus waktunya adalah tiga hari. Proses pematangan sel sperma dipicu oleh hadirnya hormon testosteron di testis, tepatnya di bagian sel interstitial. Setiap hari, seorang pria dewasa memproduksi 100 juta sel spermatid yang disimpan di duktus epididimis, lalu menuju vas deferens untuk mengalami pematangan. Pematangan sel spermatid pada manusia, umumnya terjadi dalam waktu sekitar dua minggu.

Sumber :
Ferdinand P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2: untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
https://www.livescience.com/26741-reproductive-system.html
https://www.britannica.com/science/human-reproductive-system

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan Kami Kritik dan Saran yang membangun, bukan hanya cacian