OTOT RANGKA
Otot rangka adalah otot yang melekat pda tulang dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan tulang sehingga disebut alat gerak aktif. Fungsi otot rangka adalah sebagai berikut:
1. Pergerakan.
2. Menopang dan mempertahankan postur tubuh.
3. Produksi panas.
4. Kontraktilitas.
5. Eksitabilitas.
6. Ekstrensibilitas.
7. Elastisitas.
A. Struktur Otot Rangka
Area otot rangka terdiri atas kepala otot (muskulus kaput), empal otot (muskulus venter), dan ekor otot (muskulus kaudal). Kepala otot dan ekor otot merupakan jaringan ikat padat kuat yang disebut tendon. Tendon adalah tempat melekatnya otot pada tulang. Tendon dibagi menjadi dua jenis, yaitu origo dan insersio. Empal otot merupakan area otot bagian tengah yang bentuknya menggembung.
Secara keseluruhan otot dibungkus oleh selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium. Epimisium dapat dilihat dengan mata dan tampak seperti selubung putih. Di dalam epimisium terdapat beberapa berkas serat-serat otot yang disebut fasikulus. Setiap fasikulus dibungkus oleh selubung tipis perimysium. Sel serat otot secara individual dibungkus oleh jaringan ikat halus endomisium. Dibawah endomisium terdapat membrane sel otot yang disebut sarkolema.
B. Mekanisme Kerja Otot
1. Komponen Struktur Otot yang Berperan dalam Kerja Otot
· Myofibril, berbentuk seperti silindris yang memanjang sepanjang otot lurik dan mengandung filament aktin dan myosin.
· Sarkomer, unit structural dan fungsional terkecil dari kontraksi otot pada myofibril.
· Aktin, filament kontaktil yang tipis serta memiliki sisi aktif dan situs pengikatan.
· Myosin, protein filament yang lebih tebal dan memiliki penonjolan yang dikenal dengan kepala myosin.
· Tropomiosin, sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
· Troponin, protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.
2. Sumber Energi untuk Gerak Otot
· ATP
· Keratin fosfat
· Glikogen
3. Tahapan Mekanisme Kerja Otot
· Impuls saraf tiba di neuromuscular junction, mengakibatkan pembebasan asetilkolin. Kehadiran asetilkolin memicu depolarisasi yang kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca2+ dari reticulum sarkoplasma.
· Meningkatnya ion Ca2+ menyebabkan ion ini terikat pada troponin, sehingga mengakibatkan perubahan struktur troponin tersebut. Perubahan struktur troponin karena terikatnya ion Ca2+ akan menyebabkan terbukanya daerah aktif tropomiosin yang semula tertutup oleh troponin. Hal tersebut membuat kepala myosin mampu berikatan dengan filament aktin dan membentuk aktimiosin.
· Perombakan ATP akan membebaskan energy yang dapat menyebabkan myosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga melakukan pemendekan otot. Hal ini terjadi di sepanjang myofibril pada sel otot.
· Myosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan terputus ketika molekul ATP terikat pada kepala myosin. Pada saaat ATP terurai, kepala myosin dapat bertemu lagi dengan aktin pada tropomiosin.
· Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama terdapat ATP dan ion Ca2+. Pada saat impuls berhenti, ion Ca2+ akan kembali ke reticulum sarkoplasma. Troponin akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin, sehingga menyebabkan otot berelaksasi.
C. Sifat Kerja Otot
1. Otot antagonis adalah otot yang bekerja saling berlawanan, sehingga menghasilkan gerakan yang berlawanan. Contohnya otot bisep dan otot trisep. Gerakan antagonis pada tubuh, antara lain:
a. Ekstensi (meluruskan) dan fleksi (membengkokkan), misalnya gerakan otot trisep dan otot bisep untuk mengangkat dan menurunkan lengan bawah.
b. Abduksi (menjauhi badan) dan adduksi (mendekati badan), misalnya gerakan tangan sejajar bahu dan sikap sempurna (tangan ke bawah).
c. Depresi (ke bawah) dan elevasi (ke atas), misalnya gerakan kepala menunduk dan menengadah.
d. Supinasi (menengadah) dan pronasi (menelungkup), misalnya gerakan telapak tangan menengadah dan gerakan telapak tangan menelungkup.
e. Inversi adalah gerak memutar kaki kea rah dalam tubuh sehingga sisi medial telapak kaki terangkat (kombinasi supinasi dan adduksi). Eversi adalah gerak memutar kaki ke arah luar tubuh sehingga sisi lateral telapak kaki terangkat (kombinasi pronasi dan abduksi).
2. Otot sinergis adalah otot yang saling mendukung kerja satu sama lain, sehingga menghasilkan gerakan satu arah. Contohnya otot pronator teres dan otot pronator quardratus menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup, serta otot-otot antartulang rusuk yang bekerja bersama-sama ketika menarik napas.
DAFTAR PUSTAKA
Irmaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Waah makasih infonya
BalasHapus