Rabu, 19 Juni 2019

Sistem Gerak

Hasil gambar untuk sistem gerak




SISTEM GERAK


I.                   RANGKA TUBUH
Tulang-tulang di dalam tubuh membangun rangka (skeleton). Rangka pada tubuh hewan vertebrata dan manusia ditutupi oleh otot dan kulit, sehingga disebut endoskeleton (rangka dalam). Rangka manusia merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh otot. Rangka pada manusia dewasa tersusun dari 206 tulang dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Tulang-tulang tersebut tersusun dari jaringan tulang keras maupun jaringan tulang rawan. Rangka memiliki fungsi sebagai berikut:

1.      Memberi bentuk dan postur tubuh. Seseorang akan terlihat tinggi atau pendek karena susunan rangkanya.
2.      Melindungi organ-organ yang lunak, misalnya otak, sumsum tulang belakang, paru-paru, jantung, dan lain-lain.
3.      Penyangga berat badan, misalnya tulang leher, tulang belakang, dan tulang pelvis.
4.      Tempat melekatnya otot-otot rangka (otot lurik).
5.      Mendukung terjadinya gerakan. Dengan adanya persendian, kerja sama otot dan sistem saraf, memungkinkan tulang dapat digerakkan.
6.      Hematopoiesis, yaitu pembentukan sel-sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan keeping-keping darah (trombosit) di sumsum merah. Sumsum merah terdapat di dalam tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat, tulang pipih, dan ujung tulang panjang.
7.      Tempat penyimpanan mineral.
8.      Tempat penyimpanan energy, yaitu simpanan lemak di sumsum kuning
9.      Fungsi imunologis, yaitu menghasilkan sel-sel imunitas di dalam sumsum, misalnya limfosit B yang menghasilkan antibodi dan limfosit T yang membantu pertahanan pertahanan terhadap infeksi.

Rangka tubuh manusia dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu rangka aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (rangka pelengkap atau anggota gerak tubuh)

A.    Rangka Aksial (Rangka Sumbu Tubuh)
Rangka aksial adalah rangka pada sumbu tubuh, memiliki 80 buah tulang yang meliputi tulang tengkorak, tulang telinga dalam dan hyoid, tulang belakang, tulang dada, serta tulang rusuk (iga).

1.      Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak berjumlah 22 buah. Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan. Tulang tengkorak dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tulang kranial (tulang tempurung kepala) dan tulang fasial (tulang wajah). Tulang kranial membentuk tempurung kepala, sedangkan tulang fasial memberi bentuk mata, hidung, pipi, dan rahang. Tulang-tulang tengkorak yang bersambungan dan tidak dapat digerakkan disebut sutura. Terdapat tiga bentuk sutura, yaitu:
·         Sutura serrate, bagian tepi dari masing-masing tulang bergerigi seperti gergaji yang berhimpitan.
·         Sutura skuamosa, bagian tepi dari masing-masing tulang menipis dan saling menutupi.
·         Sutura harmoniana (sutura plana), bagian tepi dari masing-masing tulang berbentuk lurus.

2.      Tulang Telinga Dalam dan Tulang Hioid
Di dalam tengkorak, terdapattulang telinga dalam, berukuran kecil dan berfungsi untuk menerima dan mentransmisikan impuls suara. Tulang telinga dalam berjumlah 3 pasang, yaitu 1 pasang tulang maleus, 1 pasang tulang inkus, dan 1 pasang tulang stapes. Selain itu, terdapat pula tulang hyoid, yaitu tulang berbentuk huruf U yang terletak di antara laring dan mandibula, berfungsi sebagai tempat melekatnya otot mulut dan lidah sehingga dapat membantu proses menelan.

3.      Tulang Belakang (Kolumna Vetebra)
Tulang belakang tersusun dari 26 ruas yang yang masing-masing dihubungkan oleh cakram tulang rawan fibrosa, yang memungkinkan tulang untuk tegak dan membungkuk. Cakram tersebut juga berfungsi menahan guncangan ketika menggerakkkan badan, misalnya saat berlari dan melompat. Di bagian sebelah depan dan sebelah belakang cakram, terdapat serabut-searbut kenyal yang menyokong posisi ruas tulang belakang. Di bagian tengah sebelah dalam ruas-ruas, terdapat saluran sumsum tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang.
Tulang belakang memiliki fungsi sebagai berikut:
·         Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya.
·         Melindungi organ dalam tubuh.
·         Tempat melekatnya tulang rusuk.
·         Menentukan sikap tubuh.

4.      Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Kosta)
Tulang dada dan rusuk berfungsi melindungi paru-paru dan jantung. Tulang dada berbentuk pipih dan melebar serta berhubungan dengan tulang rusuk melaui sambungan tulang rawan. Tulang bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang melalui persendian. Perhubungan tersebut memungkinkan tulang rusuk dapat bergerak kembang-kempis sesuai dengan irama pernapasan.
Tulang dada berjumlah 1 buah, terdiri atas tiga bagian, yaitu:
·         Manubrium sterni (kepala tulang dada), membentuk persendian dengan tulang selangka, klavikula, dan tulang rusuk pertama.
·         Korpus sterni (badan tulang dada), membentuk persendian dengan Sembilan tulang rusuk berikutnya.
·         Proseus xifoid (tulang taju pedang), tulang yang masih berbentuk tulang pada bayi.
Tulang rusuk berjumlah 12 pasang di sebelah kiri dan kanan. Tulang rusuk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
·         Tulang rusuk sejati. Bagian ujung depan melekat pada tulang dada, sedangkan bagian belakang melekat pada ruas tulang belakang di bagian punggung.
·         Tulang rusuk palsu. Bagian ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya, sedangkan bagian belakang melekat pada ruas tulang belakang di bagian punggung.
·         Tulang rusuk melayang. Bagian ujung depan tidak melekat pada tulang manapun, sedangkan bagian belakang melekat pada ruas tulang belakang di bagian punggung.

B.     Rangka Apendikular (Rangka Pelengkap atau Anggota Gerak Tubuh)
Rangka apendikular berjumlah 126 buah, meliputi gelang bahu (pectoral), anggota gerak atas (ekstremitas superior), gelang panggul (pelvis), dan anggota gerak bawah (ekstremitas inferior).

1.      Gelang Bahu (Pektoral)
Gelang bahu merupakan persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Gelang bahu tersusun dari dua macam tulang, yaitu:
·         Scapula (tulang belikat), berbentuk pipih hamper segitiga, dan memiliki tonjolan berbentuk seperti paruh gagak. Scapula terdapat di bagian punggung sebelah luar atas dan berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot dinding dada dan lengan.
·         Klavikula (tulang selangka), berbentuk panjang sedikit bengkok hamper menyerupai huruf S, berfungsi sebagai tempat melekatnya otot leher, toraks, punggung, dan lengan.

2.      Anggota Gerak Atas
Anggota gerak atas tersusun atas:
·         Humerus (tulang pangkal lengan), berbentuk panjang sperti tongkat, bagian ujung yang berhubungan dengan bahu membentuk kepala sendi yang bundar disebut kaput humeri.
·         Radius (tulang pengumpil), berbentuk panjang, terletak lateral sejajar dengan ibu jari. Bagian dataran sendi yang menghubungkan radius dan humerus berbentuk bundar, sehingga lengan bawh dapat berputar atau telungkup.
·         Ulna (tulang hasta), berbentuk panjang, dan merupakn tulang bawah yang lengkungnya sejajar dengan jari kelingking.
·         Karpal (tulang pergelangan tangan), terdiri atas 8 tulang yang tersusun dalam dua baris.
·         Metacarpal (tulang telapak tangan), terdiri atas tulang pipa pendek berjumlah 5 buah dan berhubungan dengan tulang pergelangan tangan dan tulang jari.
·         Falangus (tulang jari tangan), tersusun dari tulag pipa pendek, berjumlah 14 buah.

3.      Gelang Panggul
Gelang panggul terdiri atas tiga pasang tulang yang berasatu, yaitu tulang usus (tulang ilium), tulang kemaluan (pubis), dan tulang duduk (iskium). Gelang panggul berfungsi untuk menyangga berat tubuh, serta melindungi bagian dalam rongga pelvis yang berisi organ kandung kemih dan alat-alat kandungan pada wanita.

4.      Anggota Gerak Bawah
Anggota gerak bawah terdiri atas :
·         Femur (tulang paha) merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar. Pangkal tulang dekat dengan gelang panggul membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris.
·         Tibia (tulang kering) merupakan tulang pipa terbesar setelah tulang paha, ikut menopang berat tubuh, bagian pangkal membentuk persendian lutut dengan femur, dan pada bagian ujung bawah terdapat tonjolan yang disebut maleous lateral.
·         Patella (tulang tepurung lutut) merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang sudutnya membulat.
·         Tarsal (tulang pergelangan kaki) terdiri atas 7 tulang kecil pada setiap kaki.
·         Metatarsal (tulang telapak kaki) terdiri atas 5 tulang pipa berbentuk bulat panjang.

·         Falangus (tulang jari kaki) terdiri atas tulang pendek berjumlah 14 buah pada setiap kaki




Sumber : https://youtu.be/h5dYvPruBFY


II.                   TULANG
A.    Struktur Tulang

1.      Periosteum, lapisan terluar tulang yang terdiri atas dua lembar jaringan ikta.
2.      Tulang kompak, merupakan lapisan yang teksturnya halus, padat, sedikit berongga dan sangat kuat.
3.      Tulang spons, merupakan lapisan yang teksturnya berongga dan berisi sumsum merah.
4.      Endosteum, jaringan ikat areolar vaskuler yang melapisi rongga sumsum.
5.      Sumsum tulang, merupakan lapisan paling dalam yang berbentuk jeli, berfungsi untuk memproduksi sel-sel darah merah, darah putih, dan keeping darah.

B.     Bentuk Tulang

1.      Tulang pipa (tulang pajang), berbentuk silindris panjang, memiliki bagian epifisis, diafisis, metafisis dan cakra epifisis. Berfungsi untuk menahan berat tubuh dan membantu pergerakan.
2.      Tulang pendek, berukuran pendek dan berbentuk kubus, serta tersusun dari tulang spons dan lapisan tipis tulang kompak.
3.      Tulang pipih, berbentuk lempengan dari tulang kompak dan tulang spons yang berisi sumsum. Berfungsi memperluas permukaan untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
4.      Tulang tidak beraturan, tulang yang bentuknya tidak beraturan, tersusun dari tulang spons dan lapisan tipis tulang kompak.
5.      Tulang sesamoid, tulang berukuran kecil bulat yang terdapat pada formasi persendian.

III.                SENDI
A.    Struktur Persendian
Komponen penunjang persendian:
1.      Ligament, merupakan jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu tulang pada posisi asalnya setelah melakukan pergerakan.
2.      Kapsul sendi, struktur tipis tapi kuat di dalam sendi yang berperan untuk menahan ligament. Terdiri dari dua lapisan:
a.       Kapsul synovial merupakan jaringan fibrololagen agak lunak yang tidak memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah.
b.      Kapsul fibrosa, berupa jaringan fibrosa yang keras serta memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah.
3.      Cairan synovial, Merupakan cairan pelumas sehingga gesekan berjalan lancer, halus dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
4.      Tulang rawan hialin, terdapat di bagian ujung tulang, berwarna agak bening, kebiruan dan mengkilap.
5.      Bursa merupakan kantong tertutup yang dilapisi membrane synovial.

B.     Tipe persendian
·         Berdasarkan strukturnya, dibagi 3 yaitu:
a.       Persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa.
b.      Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan kartilago.
c.       Persendian synovial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat ligament dan kapsul sendi.

·         Berdasarkan gerakannya, dibagi 3 yaitu:
a.       Sendi sinartrosis (sendi mati) adalah sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Jenis sendi sinartrosis yaitu:
1)      Sinartrosis sinfibrosis adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa berebntuk serabut yang mengalami penulangan.
2)      Sinartrosis sinkondrosis adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan tulang rawan (kartilago) hialin.

b.      Sendi amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas akibat tekanan. Jenis-jenis sendi amfiartrosis yaitu:
1)      Simfisis, sendi yang dihubungkan oleh kartilago serabut.
2)      Sindemosis, sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament.
3)      Gomposis, merupakan sendi pada tulang berbentuk kerucut yang masuk ke dalam kantong tulang.

c.       Sendi diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas. Tipe-tipe sendi ini yaitu:
1)      Sendi engsel, bergerak ke satu arah seperti pintu.
2)      Sendi peluru, memiliki gerak bebas ke segala arah.
3)      Sendi pelana, bergerak bebas seperti gerakan orang mengendarai kuda.
4)      Sendi putar, bergerak dengan pola rotasi dan memiliki satu poros.
5)      Sendi luncur, gerakan menggeser, tidak berporos dan memiliki ujung tulang yang agak rata.
6)      Sendi kondiloid, gerakan ke kiri dan ke kanan atau ke depan dan ke belakang.


Hasil gambar untuk sendi manusia
Sumber : https://hisham.id/2015/06/apakah-fungsi-sendi-pada-manusia.html

IV.             OTOT RANGKA
Otot rangka adalah otot yang melekat pda tulang dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan tulang sehingga disebut alat gerak aktif. Fungsi otot rangka adalah sebagai berikut:
1.      Pergerakan.
2.      Menopang dan mempertahankan postur tubuh.
3.      Produksi panas.
4.      Kontraktilitas.
5.      Eksitabilitas.
6.      Ekstrensibilitas.
7.      Elastisitas.

A.    Struktur Otot Rangka
            Area otot rangka terdiri atas kepala otot (muskulus kaput), empal otot (muskulus venter), dan ekor otot (muskulus kaudal). Kepala otot dan ekor otot merupakan jaringan ikat padat kuat yang disebut tendon. Tendon adalah tempat melekatnya otot pada tulang. Tendon dibagi menjadi dua jenis, yaitu origo dan insersio. Empal otot merupakan area otot bagian tengah yang bentuknya menggembung.
Secara keseluruhan otot dibungkus oleh selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium. Epimisium dapat dilihat dengan mata dan tampak seperti selubung putih. Di dalam epimisium terdapat beberapa berkas serat-serat otot yang disebut fasikulus. Setiap fasikulus dibungkus oleh selubung tipis perimysium.  Sel serat otot secara individual dibungkus oleh jaringan ikat halus endomisium. Dibawah endomisium terdapat membrane sel otot yang disebut sarkolema.

B.     Mekanisme Kerja Otot
1.      Komponen Struktur Otot yang Berperan dalam Kerja Otot
·         Myofibril, berbentuk seperti silindris yang memanjang sepanjang otot lurik dan mengandung filament aktin dan myosin.
·         Sarkomer, unit structural dan fungsional terkecil dari kontraksi otot pada myofibril.
·         Aktin, filament kontaktil yang tipis serta memiliki sisi aktif dan situs pengikatan.
·         Myosin, protein filament yang lebih tebal dan memiliki penonjolan yang dikenal dengan kepala myosin.
·         Tropomiosin, sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
·         Troponin, protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.

2.      Sumber Energi untuk Gerak Otot
·         ATP
·         Keratin fosfat
·         Glikogen

3.      Tahapan Mekanisme Kerja Otot
·         Impuls saraf tiba di neuromuscular junction, mengakibatkan pembebasan asetilkolin. Kehadiran asetilkolin memicu depolarisasi yang kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca2+ dari reticulum sarkoplasma.
·         Meningkatnya ion Ca2+ menyebabkan ion ini terikat pada troponin, sehingga mengakibatkan perubahan struktur troponin tersebut. Perubahan struktur troponin karena terikatnya ion Ca2+ akan menyebabkan terbukanya daerah aktif tropomiosin yang semula tertutup oleh troponin. Hal tersebut membuat kepala myosin mampu berikatan dengan filament aktin dan membentuk aktimiosin.
·         Perombakan ATP akan membebaskan energy yang dapat menyebabkan myosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga melakukan pemendekan otot. Hal ini terjadi di sepanjang myofibril pada sel otot.
·         Myosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan terputus ketika molekul ATP terikat pada kepala myosin. Pada saaat ATP terurai, kepala myosin dapat bertemu lagi dengan aktin pada tropomiosin.
·         Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama terdapat ATP dan ion Ca2+. Pada saat impuls berhenti, ion Ca2+ akan kembali ke reticulum sarkoplasma. Troponin akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin, sehingga menyebabkan otot berelaksasi.

C.    Sifat Kerja Otot
1.      Otot antagonis adalah otot yang bekerja saling berlawanan, sehingga menghasilkan gerakan yang berlawanan. Contohnya otot bisep dan otot trisep. Gerakan antagonis pada tubuh, antara lain:
a.       Ekstensi (meluruskan) dan fleksi (membengkokkan), misalnya gerakan otot trisep dan otot bisep untuk mengangkat dan menurunkan lengan bawah.
b.      Abduksi (menjauhi badan) dan adduksi (mendekati badan), misalnya gerakan tangan sejajar bahu dan sikap sempurna (tangan ke bawah).
c.       Depresi (ke bawah) dan elevasi (ke atas), misalnya gerakan kepala menunduk dan menengadah.
d.      Supinasi (menengadah) dan pronasi (menelungkup), misalnya gerakan telapak tangan menengadah dan gerakan telapak tangan menelungkup.
e.       Inversi adalah gerak memutar kaki kea rah dalam tubuh sehingga sisi medial telapak kaki terangkat (kombinasi supinasi dan adduksi). Eversi adalah gerak memutar kaki ke arah luar tubuh sehingga sisi lateral telapak kaki terangkat (kombinasi pronasi dan abduksi).

2.      Otot sinergis adalah otot yang saling mendukung kerja satu sama lain, sehingga menghasilkan gerakan satu arah. Contohnya otot pronator teres dan otot pronator quardratus menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup, serta otot-otot antartulang rusuk yang bekerja bersama-sama ketika menarik napas.

Video Mekanisme Kerja Otot


Sumber : https://youtu.be/mH9-PVZ8gPE


V.             GANGGUAN SISTEM GERAK
A.    Gangguan pada Tulang
1.      Fruktur adalah patah tulang, terjadi ketika jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.
2.      Gangguan tulang belakang
a.       Kifosis adalah bentuk tulang belakang melengkung kea rah luar tubuh atau ke belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok.
b.      Lordosis adalah tulang belakang bagian lumbar (pinggang) melengkung ke arah dalam tubuh atau ke depan.
c.       Scoliosis adalah tulang belakang melengkung ke samping kiri atau ke samping kanan yang membuat penderita bungkuk ke samping.
d.      Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang bagian leher yang menyebabkan kepala berubah ke arah kiri atau kanan.

3.      Gangguan fisiologis tulang
a.       Osteoporosis adalah tulang rapuh, keropos dan mudah patah.
b.      Rakitis adalah pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor, dan kalsium.
c.       Mikrosefalus adalah kelainan pertumbuhan tengkorak sehingga kepala berukuran lebih kecil dari ukuran normal.
d.      Hidrosefalus (kepala air) adalah gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) yang menyebabkan pelebaran rongga tempurung otak, sehingga kepala membesar.
e.       Layu (semu) tulang tidak bertenaga akibat infeksi, misalnya infeksi sifilis.


Hasil gambar untuk gangguan pada tulang


B.     Gangguan pada Sendi
1.      Terkilir atau keseleo (sprain) adalah gangguan sendi akibat gerakan yang tidak biasa, dipaksakan, atau bergerak secara tiba-tiba. Terkilir dapat menyebabkan memar, bengkak, dan rasa sakit.
2.      Dislokasi adalah pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi normal.
3.      Osteoarthritis adalah kerusakan dan keausan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi.
4.      Anikilosis adalah sendi tidak dapat digerakkan dan ujung-ujung antartulang terasa bersatu.
5.      Urat sendi adalah robeknya selaput sendi yang diikuti oleh terlepasnya ujung tulang sendi.
6.      Artritis adalah peradangan pada sendi, yang disertai bengkak, kaku, keterbatasan bergerak, dan rasa sakit.

C.    Gangguan pada Otot
1.      Hipertrofi adalah gangguan akibat otot yang berkembang menjadi lebih besar.
2.      Atrofi adalah gangguan akibat otot yang mengecil.
3.      Distrofi otot adalah penurunan kemampuan otot karena kelainan genetic.
4.      Tetanus adalah penyakit kejang otot.
5.      Kram adalah keadaan saat otot tiba-tiba terasa tegang, sulit digerakkan dan disertai rasa nyeri.
6.      Miastenia gravis adalah ketidakmampuan otot berkontraksi sehingga penderita mengalami kelumpuhan.
7.      Otot robek adalah robeknya serabut otot yang berakibat bengkak, rasa nyeri dan pendarahan.
8.      Otot terkilir (strain) adalah robeknya otot bagian tendon karena terenggang melebihi batas normal.

IV.                TEKNOLOGI SISTEM GERAK
·         Peneymbuhan patah tulang
1.      Pemasangan gips, yaitu bahan kapur yang diletakkan di sekitar tulang yang patah.
2.      Pembidaian, yaitu dengan menempatkan benda keras di sekeliling tulang yang patah.
3.      Pembedahan internal, yaitu pembedahan untuk menempatkan batang logam atau piringan pada tulang yang patah.
4.      Penarikan (traksi), yaitu menggunakan beban untuk menahan anggota gerak yang mengalami deformitas dan mempercepat penyembuhan.

·         Penyembuhan kanker/ tumor tulang
1.      Kemoterapi, biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk mencoba membunuh sel kanker.
2.      Radioterapi, yaitu pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif seperti sinar X, electron, sinar gamma, atau partikel lain.
3.      Operasi, bertujuan untuk menghilangkan tumor local pada tulang.
·         Penggantian sendi
·         Transplantasi sumsum
·         Penanggulangan skioliosis kongenitalis
·         Implant
·         Tangan bionic
·         Kaki bionic
·         Kursi roda
·         Penanggulangan kaki O
·         Vikosuplementasi


DAFTAR PUSTAKA

Irmaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan Kami Kritik dan Saran yang membangun, bukan hanya cacian